Rabu, 21 Julai 2010

Hati Seorang Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada ayahnya,
tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang
mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbongkok-bongkok, disertai
suara batuk-batuknya.

Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapa wajah ayah
kian
berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian membongkok ?"

Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang berehat di beranda.

Si ayah menjawab : "Sebab aku lelaki."

Anak perempuan itu berkata sendirian : "Aku tidak mengerti".

Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung rasa
kebingungan.

Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya itu, terus
menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah mengatakan : "Anakku, kamu
memang
belum mengerti tentang lelaki."

Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah kebingungan.

Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkan ibunya
lalu
bertanya kepada ibunya : "Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut
dan
badannya kian hari kian membongkok? Dan sepertinya ayah menjadi
demikian
tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?"

Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang lelaki yang benar-benar
bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."

Hanya itu jawapan si ibu. Si anak itupun kemudian membesar dan menjadi
dewasa, tetapi dia tetap juga masih tercari-cari jawapan, mengapa wajah
ayahnya yang tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi
membongkok?

Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam impian itu seolah- olah
dia
mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata
yang
terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimah sebagai
jawapan
rasa kebingungannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga
serta
sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan
berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar keluarganya merasa aman,
teduh dan terlindung."

"Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk membanting- tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula
untuk
melindungi seluruh keluarganya."

"Ku berikan kemahuan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi
yang
berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar
keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan
dari
anak-anaknya".

"Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya
pantang
menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya
matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup
kedinginan
dan kesejukan kerana tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan
tenaga
perkasanya dicurahkan demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat,
adalah
disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari
jerih- payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan yang akan membuat
dirinya
selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh
kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan
kerapkali menyerangnya".

"Ku berikan perasaan cekal dan gigih untuk berusaha berjuang demi
mencintai
dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun juga,
walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai
hatinya.

Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa
aman
pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan
perasaannya
itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk
bahu
anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama
saudara."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan
pengertian
dan kesedaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat
mendatang,
walaupun seringkali ditentang bahkan dikotak-katikkan oleh
anak-anaknya."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan
pengetahuan dan menyedarkan, bahawa isteri yang baik adalah isteri yang
setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah isteri yang senantiasa
menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka
mahupun
duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap
kesetiaan yang diberikan kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan,
sepadan dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahawa lelaki itu
senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari dan menemukan
cara
agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang
terbongkok agar dapat membuktikan, bahawa sebagai lelaki yang
bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha
mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya,
kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya."

"Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab penuh sebagai pemimpin
keluarga,
sebagai tiang penyangga ( seri / penyokong ), agar dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh
lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini adalah amanah di dunia
dan
akhirat."

Terkejut si anak dari tidurnya dan segera dia berlari, berlutut dan
berdoa
hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang
sedang
berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak itu menggenggam dan mencium
telapak
tangan ayahnya.

"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah."



Pesanan penaja : Bila ayah anda masih hidup jangan sia-siakan kesempatan untuk
membuat hatinya gembira. Bila ayah anda telah tiada, jangan putuskan
tali
silaturahmi yang telah dirintisnya dan doakanlah agar Allah selalu
menjaganya dengan sebaik-baiknya.  Amin.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Tiada ulasan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

shashinki

ShaShinKi.com - Malaysia's Online Camera Shop!